Selasa, 12 Juni 2018

Orang Tua Usia Lanjut Cenderung Lebih Mudah Depresi, Mitos atau Fakta?

Penuaan adalah proses alami yang dialami semua orang. Luar biasa, banyak orang yang enggan menerima kondisinya. Salah satunya adalah karena mitos yang berkembang di masyarakat terkait dengan penuaan.
Berikut empat mitos yang berkaitan dengan penuaan yang biasa kita dengar, Meluncurkan halaman Medical Daily, Senin (11/6/2018).
1. Olahraga yang tidak aman untuk orang tua
Melakukan aktivitas fisik sangat dianjurkan untuk manula atau manula. Tidak hanya anak muda, orang tua juga harus berolahraga secara teratur dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko jatuh, mencegah masalah tulang dan otot serta masalah kesehatan seperti diabetes dan lain-lain.
"Ada mitos yang berkembang bahwa menjadi tua berarti menjadi jompo," kata Dr Chhanda Dutta, kepala Cabang Klinis Gerotologi di National Institute on Aging. "Itu tidak benar, beberapa orang di usia 70-an, 80-an dan 90-an masih bisa berlari maraton dan menjadi binaraga atletik," katanya.
2. Usia tua membuat Anda sedih dan depresi
Menurut Dr. Robert Roca, ketua Dewan Psikiatri Geriatrik Asosiasi Psikiatris Amerika, depresi di usia lanjut sering kali disebabkan oleh kehilangan.
"Mereka kehilangan orang yang mereka cintai atau teman, kehilangan identitas mereka karena pensiun, kemampuan fisik menurun dan mereka tidak dapat lagi melakukan banyak kegiatan yang biasanya mereka lakukan," jelas Dr Roca.
Meski begitu, dengan mencari bantuan dan menjalani skrining depresi, lansia dapat menerima dukungan yang cukup dan hidup lebih aktif dan bahagia.
3. Otak berhenti menghasilkan sel-sel baru seiring bertambahnya usia
Studi baru mengungkapkan bahwa sel-sel baru tetap terbentuk di otak pada individu berusia 79 tahun. "Kami menemukan bahwa orang tua memiliki kemampuan yang sama untuk menghasilkan ribuan neuron hippocampal baru dari sel-sel dewasa seperti yang muda," jelas penulis utama Ddr Maua Boldrini.
Tim peneliti crystal x juga menemukan volume hippocampus setara dengan struktur yang digunakan yang digunakan untuk emosi dan kognisi semua usia. Menurut para peneliti, penyebab sebagian orang mengalami penurunan fungsi otak saat usia lanjut mungkin berkaitan dengan kurangnya aliran darah.
Penting bahwa orang lanjut usia tetap aktif secara fisik dan berpartisipasi dalam kegiatan yang mempertajam kecerdasan untuk mengurangi risiko penurunan kognitif.
4. Genetika lebih berpengaruh daripada kebiasaan
"Bagaimana Anda hidup, apa yang Anda konsumsi dan bagaimana cara berpikir Anda memiliki dampak yang lebih besar daripada gen," kata dokter anti-penuaan Dr Christopher Calapai.
"Gen mereka dapat berubah karena diet, olahraga, meditasi dan paparan kimia, sehingga gen mereka juga dapat dibentuk," jelasnya.
Sebagai contoh, seseorang memiliki risiko genetik Alzheimer, tetapi tidak boleh mengabaikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti aktivitas fisik, merokok, obesitas dan lain-lain. Mengamati dan membuat perubahan gaya hidup yang terkait dengan faktor-faktor risiko ini akan memiliki dampak jangka panjang yang besar.